you will be find something about funnies here

Thursday, May 08, 2008

Januari di Kota Jambi

Sembilan bulan istriku mengandung calon anak kami.

Triwulan yang menakutkan

Tiga bulan pertama segenap perasaannya bercampur aduk. Rasa bahagia juga harus dibarengi dengan rasa mual yang teramat di sepanjang hari. Bundanya Dynar ini juga harus di opname ketika kandungannya memasuki usia 3 bulan. Kata dokter sih mengalami flek yang akan berbahaya karena mengindikasikan rahimnya lemah. Dia takut sekali pada saat itu, takut kehilangan sesuatu yang sedang tumbuh dalam rahimnya dan membuatnya jadi sempurna sebagai seorang perempuan. Alhamdulillah…. Semua ketakutannya tidak terjadi. Setelah lima hari di opname, istriku bisa pulang dan kandungannya bisa diselamatkan.

Triwulan kedua yang bahagia

Pada riwulan ini istriku sudah bisa menikmati hidup sebagai seorang ibu muda yang menginginkan seorang bayi di rumah kami. Baik2 ya nak didalam sana, ambillah yang baik saja ya dek.

Triwulan terakhir yang mendebarkan

Memasuki usia kandungan ke tujuh, perut istriku sudah mulai sangat membesar sehingga lebih banyak dia memakai baju hamil walaupun aktifitas perkerjaannya sebagai seorang specialis kelembagaan masih dijalaninya bahkan beberapa kali dia juga harus terjun ke desa yang jaraknya sekita 6 jam dari rumah kami. Mudahan ini bisa membuat si dedek jadi lebih kuat. Semua berjalan relatif baik bahkan kami sempat mudik lebaran ke Padang sana, jauh juga lho.

03 Januari 2007

Buah hati kami lahir melalui operasi Caesar di RS. Theresia pukul. 07.30 Wib ditangani oleh Dr. Rosa sebagai spesialis kandungan. Kami memberinya nama Dynara Intan Tabina. Dengan harapan dia akan tumbuh menjadi anak yang sholeha dan berpegang teguh pada ajaran Nabi Besar Muhammad SAW. Amin....
Rasanya aku haru, senang bahagia, takjub dan bingung karena aku telanh menjadi seorang ayah tuk Dynar. Akibat itulah aku bingung harus bagaimana ketika dokter menyodori bayi mungil itu padaku, akhirnya aku tersadar dan mengumandangkan kalimat ALLOH di telinga Dynar kecil. Aku bahagia….

Tuesday, April 22, 2008

Ganti Profesi Dah Sekarang......

Akhirnya setelah sekian lama gak nongol di blog..... (rada sibuk kali)
remember me... ok! i will be remind u about me.
Itu lho yang imut.... kakakakak.....

Dulunya sih gw seorang bujangan dan pekerja konservasi yang mencoba mengaktualisasi diri dan kreatifitas lewat sebuah NGO lingkungan. nah berselang waktu dan perubahan iklim...
gw coba ikutan menjadi seorang birokrat melalui departemen kehutanan dengan harapan lebih dapet meberikan kontribusi dalam mengurangi laju pemanasan global... (memang gampang apa).

Tapi inilah yang membvuat gw sedikit bingung...
hampir 7 tahun bersama NGO sekarang masuk di dunia pemerintahan yang notabene dulu sering berbeda pendapat sehingga ada sedikit kondisi yang harus gw adaptasi. nah masa inilah rasanya yang menyulitkan saat ini, mudah2an aja gw bisa ngelewatin.


Baru tiga hari bergabung di kantor yang baru, rasanya memang berbeda bro....
tapi sepertinya orang ditempat baru menyadari bahwa dunia NGO dan pemerintahan perlu disatukan agar bumi menjadi lebih baik. bukan begitu fren....
tapi yang pasti gw pingin berusaha agar bumi tidak cepat hancur...
bisakan anda membantu.... tentu saja bisa, mulailah hidup ramah lingkungan dari sekarang!!!

Thursday, May 24, 2007

Aplikasi Citra landsat pada GIS



Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji. Komponen dasar suatu sistem pengindearaan jauh lokal ditunjukkan dengan adanya suatu sumber tenaga yang seragam, atsmosfer yang tidak mengganggu, sensor sempurna, serangkaian interaksi yang unik antara tenaga dengan benda di muka bumi, sistem pengolahan data tepat waktu, berbagai penggunaan data.


penginderaan jauh merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan informasi mengenai obyek dan lingkungannya dari jarak jauh tanpa sentuhan fisik. Tujuan utama penginderaan jauh adalah untuk mengumpulkan data sumberdaya alam dan lingkungan. Biasanya teknik ini menghasilkan beberapa bentuk citra yang selanjutnya diproses dan diinterpretasi guna membuahkan data yang bermanfaat untuk aplikasi di bidang pertanian, arkeologi, kehutanan, geografi, geologi, perencanaan, dan bidang-bidang lainnya.

keberhasilan terapan penginderaan jauh meningkat cukup berarti dengan menggunakan pendekatan multi pandang (multiple view) untuk pengumpulan data. Cara ini dapat meliputi penginderaan multi tingkat (multi stage) dimana data suatu daerah kajian dikumpulkan dari berbagai tinggi terbang. Dapat pula dengan penginderaan multispektral (multi spectral) dimana data diperoleh pada beberapa saluran spektral secara bersama-sama. Atau dapat juga dengan penginderaan multi waktu (multi temporal) dimana data suatu daerah dikumpulkan dengan lebih dari satu tanggal pemotretan..

Citra Landsat
Satelit penginderaan jauh yang sering digunakan adalah untuk melihat penutupan lahan adalah satelit Landsat. Citra landsat komposit warna cocok digunakan untuk menduga cakupan lahan dan penggunaannnya. Salah satu sensor dari satelit landsat adalah sensor TM (Thematic Mapper), yang memiliki resolusi spasial 30 x 30 meter dengan karakteristik tertentu.

Klasifikasi citra menurut Lillesand dan Kiefer (1990), dibagi ke dalam dua klasifikasi yaitu klasifikasi terbimbing (supervised classification) dan klasifikasi tidak terbimbing (unsupervised classification). Proses pengklasifikasian klasifikasi terbimbing dilakukan dengan prosedur pengenalan pola spektral dengan memilih kelompok atau kelas-kelas informasi yang diinginkan dan selanjutnya memilih contoh-contoh kelas (training area) yang mewakili setiap kelompok, kemudian dilakukan perhitungan statistik terhadap contoh-contoh kelas yang digunakan sebagai dasar klasifikasi.

Pada klasifikasi tidak terbimbing, pengklasifikasian dimulai dengan pemeriksaan seluruh pixel dan membagi kedalam kelas-kelas berdasarkan pada pengelompokkan nilai-nilai citra seperti apa adanya. Hasil dari pengklasifikasian ini disebut kelas-kelas spektral. Kelas-kelas spektral tersebut kemudian dibandingkan dengan kelas-kelas data referensi untuk menentukan identitas dan nilai informasi kelas spektral tersebut.

Penggunaan Citra Landsat TM Pada Sistem Informasi Geografis
Citra satelit dan foto udara merupakan hasil dari penginderaan jauh yang dapat diintegrasikan ke dalam SIG dengan beberapa cara. Cara pengintegrasian tersebut dapat ditempuh dengan foto udara discan, digitasi peta rupa bumi, menggunakan perangkat lunak pengolah citra dan datanya dikonversi ke dalam format SIG, atau langsung menggunakan perangkat lunak SIG seteah citra di digeoreferensi. Hasilnya dapat berupa data ektor maupun data raster.

Data vektor adalah objek yang diwakili oleh titik-titik, garis dan poligon yang mempunyai sistem koordinat kartesius, sedangkan data raster berupa satuan homogen terkecil yang disebut piksel, setiap piksel menyatakan luasan perrmukaan bumi suatu lokasi. Pemilihan citra satelit dan model data yang akan digunakan tergantung kepada kebutuhan pengguna SIG. Semakin tinggi resolusi dari citra yang ada maka akan semakin baik kenampakan data spasial yang dihasilkan.

Saat ini semakin banyak sistem satelit penginderaan jarak jauh yang telah membuat kemajuan yang sangat spektakuler di bidang penginderaan jauh, sehingga menghasilkan data input untuk SIG. Data input SIG dapat beragam jenis formatnya. Salah satu contohnya adalah informasi yang diperoleh melalui pemanfaatan penginderaan jauh baik berupa hasil interpretasi foto udara maupun dari penerapan metode citra digital yang dikonversikan ke dalam teknologi SIG. Dengan berbasis kepada georeference dalam SIG, dimungkinkan adanya penggabungan beragam informasi, baik data spasial maupun deskriptif.

Data digital yang diterima dari penginderaan jauh melalui satelit dan yang diperoleh langsung dari terapan klasifikasi citra satelit secara digital biasanya berbentuk format raster. Sementara data input SIG melelui digitasi berbentuk vektor. Dengan teknologi SIG, perbedaan tersebut dapat dimanfaatkan dalam menganalisis penutupan dan penggunaan lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS).

Satelit yang dapat menghasilkan peta citra diantaranya adalah Lansat TM. Data Landsat TM diolah dengan menggunakan software ERDAS Imagine versi 8.5. Langkah pertama yang dilakukan dalam menganalisis citra adalah dengan mengadakan koreksi-koreksi dari citra tersebut dengan menggunakan peta rupa bumi digital yang telah dibuat terlebih dahulu. Koreksi geometris dengan menggunakan peta acuan ini hanya dilakukan pada salah satu data citra Landsat TM. Koreksi untuk citra yang lain dilakukan dengan cara koreksi dari citra ke citra. Proses resampling nilai digital citra asli ke dalam citra terkoreksi menggunakan metode nearest neighbourhood interpolation.Penentuan lokasi penelitian (cropping) dilakukan pada kawasan yang akan kita lakukan kajian, misalnya DAS.

Untuk tahapan selanjutnya adalah melakukan klasifikasi secara digital dengan menggunakan Klasifikasi Tak Terbimbing (Unsupervised Classification) dan Klasifikasi Terbimbing (Supervised Classification) berdasarkan kunci interpretasi penutupan/penggunaan lahan yang telah dimodifikasi. Penutupan/penggunaan lahan tersebut yakni: hutan, perkebunan, sawah, semak belukar, ladang/tegalan, build up, lahan kosong, air, awan dan bayangan awan.
(Dari berbagai sumber).

Pengelolaan Kolaboratif

Konversi hutan menjadi perkebunan dan transmigrasi serta kegiatan destructive logging nyaris menyebabkan Orang Rimba kehilangan hak ulayat dan kehidupan mereka. Suku asli Jambi yang sepenuhnya menggantungkan hidup dari sumber daya hutan ini, semakin termarginalkan. Diperparah lagi dengan sangat terbatasnya kemampuan mereka mengakses administrasi desa, politik, pendidikan, kesehatan dan fasilitas umum lainnya. Akibatnya Orang Rimba menjadi terasing di tanah mereka sendiri.

KKI Warsi sebagai NGO yang peduli dengan pelestarian lingkungan sejak awal berjuang untuk mengadvokasikan perlindungan hak Orang Rimba terhadap spot-spot lahan tersisa agar mereka tidak kehilangan lahan. Berawal ketika kawasan Cagar Biosfir Bukit Duabelas yang menjadi tempat hidup dan penghidupan Orang Rimba terus mendapat tekanan dari HTI. Cagar Biosfir seluas 27.000 ha ini, tahun 1997 terancam, karena bagian Utara Cagar Biosfir sedang dan akan di konversi menjadi HTI oleh Inhutani V dan PT Sumber Hutan Lestari.

Warsi kemudian mulai melakukan kajian-kajian dan kegiatan untuk membantu Orang Rimba mempertahankan hak mereka atas wilayah yang secara turun temurun telah menjadi tempat hidup mereka. Kajian yang dilakukan KKI Warsi terhadap kawasan hidup Orang Rimba merekomendasikan agar areal kawasan PT INHUTANI V dan PT Sumber Hutan Lestari yang terletak di sisi luar bagian Utara CBBD diperuntukkan sebagai kawasan hidup komunitas Orang Rimba. Dari pemetaan partisipatif semakin menguatkan kawasan Cagar Biofir Bukit Duabelas dan areal perluasan Inhutani V dan PT Sumber Hutan Lestari, lebih signifikan menjadi kawasan Orang Rimba. Sehingga perluasan Cagar Biosfer menjadi sangat penting untuk melindungi hak Orang Rimba. Kawasan tersebut satu-satunya areal hutan alami dataran rendah yang tersisa di tengah-tengah Propinsi Jambi yang sangat penting bagi kehidupan sosial budaya Orang Rimba dan masyarakat luas.

Berbagai upaya telah dilakukan Warsi bersama Orang Rimba untuk legalitas perluasan Cagar Biosfir, untuk kawasan penghidupan Orang Rimba. Respon pemerintah pun cukup baik, izin perusahaan dikawasan itu HTI dicabut, kemudian kawasan ini diakui sebagai kawasan hak Orang Rimba dengan status hukum Taman Nasional dan disebut Taman Nasional Bukit Duabelas. Respon pemerintah ini memang cukup unik, karena usulan semula hanya perluasan cagar biosfrir tetapi yang keluar justru taman.

Taman Nasional Bukit Duabelas yang ditetapkan Menteri Kehutanan pada Agustus 2000 merupakan perluasan dari Cagar Biosfer dengan misi menjamin kelangsungan eksistensi kawasan sebagai kawasan budaya dan sumber kehidupan ekonomi alternatif bagi komunitas Orang Rimba. Tujuan utama perluasan Cagar Biosfer yang diperjuangkan oleh Warsi dan mitranya adalah sebagai kawasan pelestarian alam dan kawasan budaya komunitas Orang Rimba dengan melakukan pengelolaan secara bersama sehingga memberikan sumbangan optimal bagi peningkatan kesejahteraan kehidupan masyarakat yang ada di dalam dan sekitar taman nasional.

Warsi sangat menyadari bahwa status hukum kawasan hidup komunitas Orang Rimba di akui melalui penetapan Taman Nasional, akan tetapi menimbulkan persoalan yang berimplikasi luas terhadap pengelolaan kawasan tersebut. Akan tetapi menurut pandangan pemerintah dalam hal ini departemen kehutanan, status Cagar Biosfir tidak memiliki landasan hukum yang kuat di Indonesia, sehingga pemerintah secara sepihak memutuskannya menjadi taman nasional. Konsekuensi dari status hukum kawasan konservasi ini adalah pengelolaan yang masih terpusat dibawah Departemen Kehutanan dalam hal ini BKSDA Jambi sebagai pemangku kawasan sebelum terbentuknya balai taman nasional.

Harapan banyak pihak melihat bahwa TNBD yang diperuntukkan menjadi wilayah kehidupan dan penghidupan Orang Rimba merupakan salah satu terobosan pengelolaan kawasan konservasi di Indonesia. Karena Taman Nasional ini merupakan satu-satunya taman nasional di Indonesia yang kelahirannya bertujuan untuk melindungi hak hidup dan penghidupan suku asli yaitu Orang Rimba serta sebagai contoh pengelolaan taman yang masyarakatnya tidak dikeluarkan. Sementara taman nasional lain cenderung membatasi akses manusia bahkan harus ”mengusir” manusia yang berada di dalamnya.

Berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku di negara kita bahwa taman nasional dikelola berdasarkan sistem zonasi dan adanya rencana pengelolaan (management planning) sebagai pedoman strategis pengelolaan kawasan konservasi. Untuk itulah BKSDA Jambi membuat Rencana Peneglolaan Taman Nasional Bukit Duabelas (RPTNBD) pada akhir tahun 2004 melalui pihak ketiga sebagai bentuk melaksanakan tanggung jawab dan adanya pengakuan dari pemerintah kabupaten yang melihat TNBD sebagai penghasil PAD mereka. Warsi sebagai lembaga yang telah lama melakukan kajian dan penelitian terkait Bukit Duabelas, berupaya memberikan input dalam penyusunan rencana pengelolaa taman sebagaimana lembaga lain yang juga ikut memberikan masukan untuk kesempurnaan penyusunan RPTN. Hal ini sebagai salah satu wujud komitmen Warsi terhadap Orang Rimba dan adanya keterlibatan berbagai pihak dalam pengelolaan taman nasional sehingga kepentingan semua pihak bisa terakomodir. Namun karena pembuatan RPTN ini dalam waktu yang relatif singkat dan masih berbasis projek maka keterlibatan masyarakat masih minim. Berdasarkan kenyataan ini, Warsi telah memberikan koreksi dan kritik yang disampaikan dengan santun dan proporsional sehingga didapatkan perbaikan yang posistif, bukan resistensi. Warsi tetap memberikan masukan dan kritikan yang memperjuangkan hak Orang Rimba sedangkan keputusan akhir tetap berada di tangan pemerintah dalam hal ini BKSDA.

Namun rencana pengelolaan yang dikerjakan “dalam waktu singkat” ini memiliki berbagai kelemahan baik dari pengunaan aturan dan redaksional yang meyebabkan berbagai tafsiran dan implikasi yang berlawanan. Untuk itu Warsi mendorong pemangku kawasan untuk segera melakukan revisi RPTN dengan melibatkan semua pihak dan lebih melihat realitas di lapangan. Upaya ini telah dilakukan Warsi semenjak awal disyahkan RPTN karena selain kurang partisipatif juga perlu banyak sosialisasi. Rencana pembagian zonasi taman membuat komunitas Orang rimba merasa terbatasi ruang gerak kehidupan mereka apalagi pemangku kawasan kurang mensosialisasikan sehingga menimbulkan persepsi dan reaksi beragam di masyarakat. Pembentukan Dewan Adat komunitas Orang Rimba dan Persatuan Desa Penyangga sedang diinisiasi oleh Warsi dan mitra, agar keterlibatan stakeholder kunci lebih banyak dalam revisi rencana pengelolaan. Karena bagaimanapun dampak keberadaan taman nasional langsung dirasakan oleh pihak kunci tersebut.


Pengelolaan kolaboratif merupakan suatu bentuk pengelolaan kawasan konservasi yang berbasis pola kemitraan dan partisipasi berbagai pihak dalam pengelolaan sumber daya alam kawasan tersebut dengan pembagian wewenang, peran, dan tanggung jawab yang setara. Tujuan dari pengelolaan kolaborasi TNBD ini adalah agar kegiatan pengelolaan sumber daya alam sebagai hak dan kewajiban masyarakat merupakan gerakan masyarakat dalam arti luas sehingga antara program pemerintah dengan gerakan masyarakat dalam pengembangan kawasan konservasi merupakan gerakan terpadu. Prinsip pengelolaan kolaboratif TNBD yang coba didorong Warsi adalah meliputi beberapa hal, yaitu: berbasiskan masyarakat lokal (community-based), mengikutsertakan para pihak terkait (multistakeholders), berbagi tanggung jawab (sharing of responsibilty), berbagi peran (sharing of role), berbagi manfaat (sharing of benefit), dan berdasarkan Rencana Pengelolaan (management plan) Taman Nasional yang dibuat secara partisipatif.

Dengan adanya pengelolaan kolaboratif yang nantinya mungkin bisa berbentuk Forum Penentu Kebijakan TNBD atau Dewan Pengelola Taman Nasional harus terdiri dari berbagai pihak terutama Orang Rimba dam masyarakat desa sebagai pihak kunci dalam pengelolaan. Harapan kita semua TNBD bisa menjadi contoh pengelolan taman nasional yang tujuan utamanya adalah untuk mendukung kehidupan Orang Rimba dan sumber pelestarian alam. Seperti yang kita ketahui bahwa membangun suatu model pengelolaan kolaboratif yang benar-benar berbasiskan masyarakat memerlukan perjalanan panjang karena berbagai kendala yang dihadapi, seperti misalnya gejolak politik, kepastian hukum, kesiapan para stakeholder dan dukungan semua pihak yang berpartisipasi....

Thursday, July 20, 2006

Kalpataru 2006

Orang Rimba merupakan suku asli yang ada di dalam kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas. Kawasan yang luasnya 60.500 ha ini telah di diami komunitas Orang Rimba sejak nenek moyangnya dan merupakan tersisa hutan sekarang ini dari keseluruhan kawasan pengembaraan suku Orang Rimba dimasa lalu. Tingginya laju deforestasi dan konversi kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan telah menjadikan sebagian besar Orang Rimba menjadi sangat marginal karena kehilangan hak atas sumber daya dan tanah. Karena itu hutan dalam kawasan TNBD menjadi sentra terakhir keberlanjutan budaya dan penghidupan Orang Rimba.

Perjalanan panjang perjuangan kawasan hutan di Bukit duabelas untuk menjadi kawasan hak hidup Orang Rimba tidak terlepas dari sejarah dan peran Temenggung Tarib. Nama Tarip sendiri diberikan oleh para dukun rimba terdahulu yang bermakna ”kearifan”, yang berarti tempat berkumpulnya segala kebaikan dan kebajikan. Kegigihan dalam mempertahankan TNBD itu yang membawa Temenggung Tarib dan kelompoknya mendapat penghargaan, Kalpataru 2006 dari Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia yang diserahkan langsung oleh Presiden Bapak SBY di istana negara. Anugerah itu diberikan karena menilai Tarib, bersama anggota kelompoknya, melakukan kegiatan yang mampu menyelamatkan hutan alam dan keanekaragaman hayati yang ada di dalam dan sekitar TNBD.

Dalam menyelamatkan TNBD, kegiatan yang dilakukan kelompok tumenggung ini sudah menjadi bagian dari kehidupan Orang Rimba secara umum. Mereka membuka ladang, yang ditanami padi atau umbi-umbian dikawasan sekitar taman. Setelah satu kali masa panen, ladang itu ditanami karet. Cara pembukaan ladang dilakukan dengan pola hompongon, yakni berbanjar, menyisir batas taman.

Hompongon itu bagaikan benteng yang menghalangi kegiatan orang luar yang ingin membuka ladang atau melakukan pembalakan liar di dalam taman. Hompongon juga sebagai salah satu alat untuk memperkuat posisi Orang Rimba dalam mempertahankan hak-haknya di dalam TNBD. Hompongon memang sangat berarti bagi Orang Rimba dalam mempertahankan hutan di TNBD.

Dengan adanya hompongon, orang luar terhalang masuk taman. Sebab sudah ada kesepakatan adat yang dilakukan Orang Rimba dengan masyarakat di luar Taman. Dilarang masuk ke dalam taman jika sudah ada ladang yang ditanami karet milik Orang Rimba di pinggirnya. "Bilo ado urang terang ndok masuk ke dalom rimba kami biso didendo adat, (Kalau ada orang terang-- terang dari luar kelompok Orang Rimba-- masuk lewat ladang kami, akan kena denda)," tegas Tarib soal sanksi bagi yang melanggar.

Pembuatan Hompongan yang dilakukan oleh Orang Rimba ini juga tidak lepas dari peran serta KKI Warsi yang telah sejak 1997 aktif mendamping Orang Rimba untuk memperoleh hak-hak mereka secara lebih adil.

Berbagai perundingan dan perjanjian telah dilakukan dengan kelompok pengeksploitasi, namun tetap saja pihak luar ingin memperebutkan TNBD untuk diambil kayu dan lahan secara illegal. Hampir dalam setiap pertemuan dengan pemerintah Temenggung Tarib dan Temenggung lainnya selalu menyampaikan harapan komunitas Orang Rimba TNBD untuk memohon perlindungan, agar hutan mereka tetap terjaga.

Moment anugrah Kalpataru ini, juga menjadi harapan baru bagi Kumunitas Orang Rimba TNBD kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan dan melindungi kawasan.Orang Rimba memang masih bercawat dan tinggal di hutan. Tapi mereka punya kearifan memelihara hutan, agar tetap lestari. Penghargaan Kalpataru ini sudah membuktikan. Perjuangan itu akan menjadi catatan sejarah yang akan mereka kenang, setidaknya oleh semua Orang Rimba di TNBD.
buka aja ...www.warsi.or.id...

Friday, March 31, 2006

AnugeRah HidupKu

Cintamu anugerah terindahku.....
begitu indahnya tiada yang mampu melupakan
cintamu adalah kekuatanku
begitu kuatnya tiada yang mampu menggoyahkannya


Cintamu padaku sesuci embun pagi
membasahi jiwaku, memberi gairah dalam hidupku
cintamu padaku sebening mata air
memberikan kesegaran ketika dahagaku datang


Cintamu menjadi kenangan di setiap lamunanku
sehingga begitu resah rasanya jika kita jauh
seakan semuanya menjadi beda dan semu
namun sirna begitu dirimu ada disampingku

KiduNg CintAkU

aku gembira
aku bahagia
aku memujamu
aku terpesona
disetiap detik berdentang

kadang aku kesal,
kecewa bahkan marah
saat itu aku ingin menyalahkanmu
tapi tak bisa.......
tak ada satu alasanpun
agar aku bisa menyudutkanmu

Aku tak mengerti.....
mengapa aku selalu ingin mencintaimu
aku ingin selalu bersamamu dan memandangmu
setiap saat aku tak bisa berhenti....
berhenti untuk tidak peduli padamu
pada pesonamu
pada kharismamu

tapi saat kau jauh ....
aku selalu merindukanmu
aku selalu menginginkanmu
aku selalu mendambakanmu
ingin selalu berbagi denganmu
ingin selalu menyayangi dan melindungimu
meski terkadang dirimu tidak dapat merasakannya

Kau yang menjadi inspirasiku
membuatku selalu ingin mendekat
melihat dan menjalani waktu bersamamu

inilah cintaku.....
yang membuatku lebih dewasa
untuk selalu siap mengesampingkan egoku
yang selama ini mungkin membuatmu merasa tertekan
tapi satu keyakinanku untuk selalu membahagiakanmu
berjanjilah untuk tetap menjadi embun pagiku
dengan segenap hatimu dinda
bunga hatiku

Tuesday, February 21, 2006


Cintaku...
resahku akan selalu terjawab dengan hadirmu
segala sedihku akan hilang dengan seyummu
sgala keraguan akan sirna bila kau mendekapku
segala gundahku akan pudar ketika hangatnya pelukmu

berjanjilah akan selalu ada untukku
kupastikan diriku bisa bahagia bersamamu

(lagi banyak kerjaan euy...)

Sunday, December 04, 2005

Aq ingin memilikimu selamanya

Sayang....
ketika kau ada
ingin kumiliki waktu
agar dapat kuputar ulang
hingga tak pernah kita temui malam

namun ketika kuterjaga dalam lelap
ingin kupercepat waktu
agar dapat ku temui kau selalu disisi
hingga malam tak pernah berakhir

salahkah dengan rasa rindu ini?
yang bergetar menahan gelora....
kau sungguh ku cinta, selamanya.

ingin segera aku miliki dirimu
termasuk segala kelebihan dan kekurangannya
agar hidup lebih terasa damai dan indah
semoga ini terkabul segera.

(Jambi, 28 Oktober - salah satu karya Dewi Embun Pagiku)